Kenapa Manusia Berkeluh Kesah dan Kikir

Keluh Kesah adalah karakteristik manusia, tidak ada satupun manusia di muka bumi ini yang terlepas dari berkeluh kesah. Lihatlah, mereka yang dikaruniai rizki yang berlimpah, mereka masih merasa kurang, bahkan tidak jarang mereka masih sering mengatakan”Senadainya materiku bertambah, aku merasa lebih gagah dan bisa berbuat lebih baik dengan rizki itu”. Ini adalah indikasi bahwa orang itu masih berekeluh kesah, kurang mensukuri anugerah Allah, karena bersukur itu tidak mudah.

Keluh kesah juga sering dirasakan oleh mereka yang kekuarngan, tidak hentihentinya mereka mengeluhkan kondisinya. Seringkali kita mendengar orang mengataka’’kenapa hidup ini semakin susah, padahal aku sudah sholat, puasa? Kenapa hidupku tidak berubah?. Adalagi yang sedang sakit, mereka sudah berobat kemana-mana, dari dokter satu kedokter lainya, dari pengobatan alternatif sampai ke tabib. Tenaga, harta, fikiran telah dikorbankan, ternyata belum kunjung senbuh juga, akhirnya ia mengatakan”kenapa Allah memberikan musibah yang begitu berat, sampai kapan musibah ini, apa Allah tidak sayang dan tidak mendengarkan do’aku?

Benaneka ragam redaksi tengtang ungkapan keluh kesah, mulai bahasa madura, jawa, Indonesia, Arab, ingris. Intinya, semua itu adalah ungkpan rasa kurang menerima dengan apa yang telah menimpa dirinya. Rasa keluh kesah ini senantiasa mengelayuti semua orang yang berakal sehat, seperti pengusaha, pedagang, pejabat, konglomerat, guru, mahasiswa, buruh, nelayan, petani, semua level masyarakat tidak terlepas dari rasa “Berkeluh Kesah”. Begitulah al-Qur’an menjelaskan bahwa manusia itu selalu Berkeluh Kesah. Imam Tobari menjelaskan, ketika mendapatkan musibah manusia merasa mengeluh dengan tidak sabar, sedangkan ketika mendapatkan kenikmatan rizki ia merasa berkurang dan tidak cukup, bahkan engan meninfakan ke jalan Allah”.

Untuk menghindari, atau meminimalisir sifat “keluh kesah”, sebagai orang mukmin sejati, kita mesti menjalankan sholat dengan baik serta selalu tepat waktunya. Syukur-syukur bisa melakasnakan sholat-sunnah, berpuasa sunnah, gemar bersedekah, lisan selalu berdzikir, hati selalu mengingat-Nya. Dengan demikian Allah senantiasa mengingat kita setiap saat, sebab Allah tidak akan membiarkan hambanya ketika hamba itu selalu mengingat-Nya.

Trik Nabi Menghindari “ Keluh Kesah”

Nabi selalu memberikan contoh kepada pengikutnya agar mereka senantiasa di jalan yang benar dan ridho-Nya. Al-qur’an telah menginformasikan kepada kita semua bahwa solusi terbaik agar tidak larut dalam keluh dan kesah yaitu dengan menajlankan perintah Allah yaitu sholat, sebagaiman firman Allah QS.al-Maarij berbunyi”

إنَّ الْإِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا (19) إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا (20) وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا (21) إِلَّا الْمُصَلِّينَ (22) الَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلَاتِهِمْ دَائِمُونَ (23)

Artinya “Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah Dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir,. Kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, Yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya[1].

Kandungan ayat diatas mengisaratkan bahwa manusia yang beriman, kemudian senantiasa melaksankan segala perintah dan menjauhi larangan, terutma menjalankan rukun islam (sholat) secara kontinyu, maka ia akan selalu dalam lindungan-Nya. Karena sholat yang kontinyu dan khusu’ merupakan kuci kesuksesan didalam mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Sedangkan bagi setiap orang islam yang engan menjalankan sholat, maka ia tidak mungkin mendapatkan ketenaangan. Rasa keluh kesah dan kikir pasti mengelayuti hidupnya, sehingga rasa damai, tentram, serta lindungan-Nya terasa jauh. Allah juga memberitakan bahwa orang yang sholatnya baik ( sesuai dengan ajaran dan ketentuan syariat), maka orang tersebut akan terhindar dari perbuatan fahasa’ (keji) dan mungkar.

Dalam lietaraur hadis Nabi, suatu ketika amal perbuatan manusia mesti dipertanggung jawabkan di hadapan Allah. Semua akan menjadi baik ketika sholatanya mendapat nilai “A”. Manakala nilai sholatnya mendapat nilai ‘’C” atau D” maka, semua amal perbuatan diperhitungkan kembali. Apa alasannya, kenapa sholat itu menjadi prioritas utama? Jawabannya sangat sederhana, karena Al-Qur’an menegaskan “

اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ (45)

Artinya” Bacalah apa yang Telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan Dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan[2].

Ayat diatas sangat tegas menyatakan bahwa sholat itu bisa mencegah sesorang dari perbuatan keji dan mungkar, bahkan didalam hadis yang diriwayatkan ibnu Abbas dijelaskan” siapa yang sholat tetapi masih melakukan perbuatan keji dan mungkar, maka ia masih sangat jauh dari-Nya. Begitu kuatnya pengaruh sholat terhadap perubahan jiwa, fisik dan ruhani setiap mukmin. Kemungkaran dan perbuatan keji bisa diterapi dengan sholat. Dengan demikian, sholat yang baik adalh sholatnya orang yang sesuai dengan ketentuan syariat, sehingga kelakuan semakin hari semakin baik, dilingkungan keluarga, masyarakat bahkan bernegara.

Manakala kelakukan seharihari baik, mampu memberikan ketentraman terhadap linkungan sekitarnya serta keluarganya maka ia sudah masuk pada apa yang disebut dengan ihasan ( berbuat baik kepada siapa saja karena Allah). Ihsan ini yang menghantarkan pada keridhoan Allah swt, membawa kebahagiaan sejati, didunia dan akhirat nanti.

Menyikapi Pelatihan Sholat Khusu’.

Menyikapai fenomena baru seputar pelatihan-pelatihan saat ini, sangat bagus dan menarik untuk dikembangkan dikalangan masyarakat (komunitas muslim Indonesia) dengan tujuan sholat sebagian besar umat islam semakin baik sehingga kemungkaran dan perbuatan keji seperti; kriminalitas, kenakalan remaja, pencurian, mabuk-mabukan, korupsi, nepotisme bisa dihindari atau dihentikan lewat sholat khusuk dan kontiyu.

Masyarakat kita pada umunya miskin, tertindas oleh orang-orang kaya yang membabi buta cara cari duitnya. Hukum juga tidak berfihak pada masyarakat miskin, mereka sering menjadi obyek golongan dan kelompok tertentu. Jadi, kriminalitas semakin hari semakin mengila, pencurian dan permpokan sering terjadi dimana-mana, penpipuan, begitu banyak kejahatan saat ini. Semua kebanyakan dilakukan oleh kaum duafaa’. Sedangkan kejahatan orang kaya hanya duduk didepan computer dan laptop serta duduk diatas kursi empuk mencuri dan menjarah harta Negara. Kata orang”mencuri sedikit bakal dipenjara, kalau negkau mencuri jumlah yang besar akan menjadi raja”.

Semua jenis kemungkaran dan perbuatan keji bisa dihindari dengan sholat khusu’ dan kontinyu. Pelatihan sholat khusu’ serta pelatihan tahajud, serta pelatihan ESQ hendaknya turun kebawah. Mereka mesti berjuang mengentaskan mereka dengan memebrikan pelatihan gratis, kalau perlu mereka disantuni agar lebih berpartisipasi dalam memperjuagakan nilai luhur yang di bawa oleh jungjungan kita Nabi utusan Allah.

Mestinya, mereka pelatihan-pelatihan itu tidak profit oriented agar memberikan perubahan besar kepada masyarakat muslim Indonesia. Jika orang kaya menjadi bidikan, targetnya hanyalah materi maka tidak ad bedanya dengan mereka kaum capitalis yang mendewakan materi, walaupun harus menari diatas penderitaan oarng lain.

Pelatihan Yang Sukses

Pelatihan yang sukses adalah pelatihan yang merubah, dari maksiat menjadi ahli ibadah, dari pelit menjadi dermawan, dari sempit menjadi lapang, dari keras menjadi lebut, dari musibah menjadi berkah dan seterusnya….

Siapa Mereka yang berhasil

Imam Al-Laitsi, beliau adalah orang kaya raya, setiapharinya milyatan rupiah yang dihasikan. Tetapi, ia selalu hidup dalam kesederhanaan, bahkan ia membaur dengan orang-orang miskin dan kekurangan. Tidak sedikit para penjudi, pemabok menjadi teman setiap hari, begitu arogan kelihatanya. Memang, kelihatanya ia sangat arogan, padahal ia fahm dan fasih terhadap ilmu agama. Seuatu ketika, ia sempat di tegur oleh Imam Malik RA (penulis al-Muwatto’), karena ia dianggap tidak pernah melaksankan perintah-Nya, bahkan terkesan engan megeluarkan Zakat serta berteman dengan orang yang tidak berguna (pelacur, penyamun, dan perampok), Imam Al-laisi hanya bisa menjawab bahwa da’wahmu berbeda dengan da’wahku. Masing-masing mempunyai tujuan serta pasarnya juga berbeda.

Hari demi hari, bulapun berganti, akhirnya Imam Al-Laisi kembali kehadiran ilahi, semua meraska kesedihan yang mendalam. Rekan-rekan, sahabat karibnya, serta handaitolan dan tetangganya merasa kehilngan. Akhiranya, berita meninggalnya Imam al-Lasi sampai ketelinga Imam Malik. Rasa iba dan menyesal menyelimuti hati Imam Malik, karena ia merasa gagal mengajak kembali Imam al-Laisi. Dengan perasaan yang gdumel dalam hatinya, akhiranya ia sempatkan waktu untuk menghadiri tempat tinggal Iamm al-Laisi. Betapa kagetenya, putra-putri Imam al-Laisi begitu sederhana, masyarakat sekitarnya juga menaroh hormat terhadap Imam al-Lisi. Dengan rasa penasaran imam Malik bertanya”kenapa kalian (putra-putri) Imam al-Laisi hidup dengan sederhana, padahal orang tuamu terbilang kaya raya, harta melimpah ruah, serta tergolong pedagang yang sukses? Apa Imam al-Laisi tidak mewariskan hartanya? Tanya Imam Malik

Mereka menjawab” ketahuilah, orang tua kami memang terbilang kaya, akan tetapi beliau sangat dermawan, semua penghasilanya di infakan kejalan Ilahi. Orang fakir miskin, kaum duafa’, para pelacur, pencuri dan penyamun sangat dekat dengan beliau. Materi yang dimiliki dan disedekahkan kepada mereka dengan tujuan agar mereka kembali kejalan Allah swt. Dan terbukti, mereka sangat menaroh hormat terhadap Imam al-Laisi dan keluraganya, karena kontribusi terhadap masyarkat serta kedermawanan.

Mendengar jawaban tersebut, Imam Malik menangis, ia merasa bersalah atas assumsinya terhadap beliau. Ia juga merasa bahwa Imam al-Laisi sangat Istimewa, ia berdakwah dengan materi, dan terjun dikalangan orang-orang yang jauh dari agama. Betapa muyanya beliau, ternyata saya hanya bisa mengajak dari dalam masjid dan dengan tulisan. Jawab Imam Malik..

Para wali songo, mereka adalah sosok yang sukses menanamkan nilai-nilai luhur di masyarakat (Jawa), Indonesia pada umumhnya. Mereka mengunakan pendekatan budaya. Tentunya ihlas menjdi modalnya, sehingga semua katifitas da’wahnya benar-benar memikat hati. Islam menjadi menarik ditangan mereka, islam sangat istimewa di lisan mereka. Begitulah da’wah mereka kepada fakir miskin. Bukan sebaliknya….

Ibadah itu indah

Sholat itu nikmat

Sedekah itu membawa berkah

Haji itu menghapus dosa

Umrah itu menambah semakin dekat kepada-Nya

Tapi semua mesti ihlas

Didasari dengan hati, bukan obsesi..

Hanyalah Allah dan Nabi

Keduanya menjadi tujuan setiap mukmin sejati…

Dengan harapan suga-Nya, abadi didalamnya…


[1] . Q.S. Al-Maarij 19-23

[2] . Q.S.Al-ankabut 45

Tentang Abdul Adzim

Abdul Adzim Irsad, telah menyelesaikan pendidikan sarjana bahasa Arab di Umm Al-Qura University Makkah, sekarang sedang menempuh program S3, jurusan pendidikan bahasa Arab di Universitas Maulana Malik Ibrahim Malang.
Pos ini dipublikasikan di Pendidikan. Tandai permalink.

5 Balasan ke Kenapa Manusia Berkeluh Kesah dan Kikir

  1. Mohamad Effendy berkata:

    mohon pencerahannya sptnya ada ayat firmanNYA yg kontradiksi bertentangan yakni disatu sisi manusia diciptakanNYA dgn sifat bekeluh kesah sementara diayat lainnya manusia dilarang utk berkeluh kesah, dlm kenyataannya kebanyakan sahabat muslim yg sdh diberkahi kebaikan, kesihatan, kekayaan, kesuksesan kemampaanan dll dsbnya tapi dlm doanya berkeluh kesah dgn banyak sekali permintaan agar diberikan LABIH2 dan LEBIH lagi rezeki dan berkahNYA, mohon pencerahannya trims …

    • Abdul Adzim berkata:

      Orang yang suka berkeluh kesah itu biasanya, orang-orang yang kurang baik sholatnya. Karena orang yang menjaga sholat dengan baik, insaAllah hatinya lebih kuat dan tidak banyak berkeluh kesah.

  2. yuni berkata:

    izin share yah 🙂 (y)

  3. El-Qolam berkata:

    Ya bener tuh. terlalu banyak memikirkan yang tidak ada, sementara yg sudah dimiliki dilupakan begitu saya. Akibatnya hilang rasa syukur………….

Tinggalkan komentar