KETIKA IBLIS PERGI KE BAITULLAH

Sedang ThowafOrang seringkali menganggab bahwa orang yang pergi ke Baitullah adalah tamu-tamu Allah SWT. Tidak salah dan tidak berlebihan anggapan di atas, karena memang sebagian besar orang yang pergi ke rumah Allah SWT itu ingin mendapatkan ridho dan ampunan Allah SWT. Karena begitu istimewanya, sampai-sampai Rosulullah SWT menyerupakan jamaah haji dan umrah seperti utusan Allah SWT (wafdullah).

Seiring dengan kemajuan jaman, dimana dunia tehnologi begitu cepat dan maju, dan capitalisme menjadi agama baru. Artinya, semua dinilai dengan materi, sampai-sampai urusan ibadah-pun berubah menjadi bisnis murni. Haji dan Umrah satu-satunya ibadah yang terkait erat dengan materi. Dan penduduk Indonesia adalah yang paling demen (suka) menunaikan ibadah haji dan umrah.

Kondisi seperti ini menjadi pasar empuk bagi pengusaha haji dan umrah, serta yang terkait dengan ibadah haji, seperti; Travel Haji dan Umrah, Bisnis MLM haji dan umrah, oleh-oleh haji, vaksin, bank (dana talangan haji), perhotelan. Tidak satu jengkal-pun langkah jamaah haji, kecuali akan menghasilkan dolar bagi penggusaha haji dan umrah.

Karena tergiur dengan dolar dan real, seringkali Travel Haji dan Umrah, menghalalkan cara-cara demi mendapatkan penghasilan yang melimpah. Ada travel haji yang membohongi calon jamaah haji dan umrah dengan menginap di hotel mewah, padahal realitasnya di hotel yang harganya jauh lebih murah dan jauh dari Masjidilharam.

Ada juga yang jamaah haji dan umrahnya tidak didampingi oleh ustad (pembimbing) haji yang memahami fikih ibadah haji. Kalaupun ada, ternyata bukan pembimbing ibadah umrah, melainkan pembimbing perjalanan. Begitu gampangnya travel-travel seperti ini. Padahal, kesalahan yang dilakukan oleh 1 jamaah saja, kelak akan dipertanggung jawabkan kelak di ahirat.

Tidak aneh jika kemudian, para pembimbing tersebut lebah betah tidur di hotel, atau jalan-jalan. Dan, ketika dilontarkan pertanyaan terkait dengan tata cara ibadah serta hukum atas pelangaran-pelanggaran umrah, sang pembimbing hanya ‘’geleng-geleng kepala’’. Ada juga mengajak sai hingga 14 putaran.

Yang sangat mengelikan dan ironis, banyak penyelengara haji dan umrah, menelantarkan jamaah haji dan umrahnya. Sementara uang yang sudah dibayarkan tidak dikembalikan. Orang yang seperti ini, tidak ubahnya seperti Iblis yang berwajah manusia. Kadang orang yang seperti ini, ketika sampai di Makkah, melakukan towaf dan sai, dan menangis di depan Multazam, sementara jamaahnya berderai air mata karena tidak bisa berangkat ke Tanah suci Makkah.

Jika para penipu ini berkunjung ke Madinah, kemudian mengucapkan salam kepada Umar Ibn Al-Khttab ra, sudah pasti Umar tidak akan menjawabnya. Andai saja, Umar ra bangkit, beliau tidak segan-segan menampar wajah-wajah penipu berjubah. Jika Iblis saja sungkan berhadapan dengan Umar, tetapi penipu seperti ini kadang setiap tahun berangkat ke kota suci Madinah.

Tentang Abdul Adzim

Abdul Adzim Irsad, telah menyelesaikan pendidikan sarjana bahasa Arab di Umm Al-Qura University Makkah, sekarang sedang menempuh program S3, jurusan pendidikan bahasa Arab di Universitas Maulana Malik Ibrahim Malang.
Pos ini dipublikasikan di HUKUM, Konsultasi Haji dan Umrah Gratis dan tag , , , , , , . Tandai permalink.

Tinggalkan komentar